Langsung ke konten utama

John Rennie, Sang Pembangun London Bridge yang Karyanya Tidak Tersisa.

Seorang millwright yang pindah dari Skotlandia ke London untuk bekerja sebagai insinyur mesin, John Rennie suatu saat akan menjadi salah seorang insinyur sipil terbesar di masanya. Menyusul karirnya yang cemerlang dalam perancangan mesin, ia kemudian membangun kanal, dan di kemudian hari menjadi termasyhur akan jembatan-jembatannya di sepanjang Sungai Thames dan akan karya-karyanya dalam membangun dermaga, termasuk pembangunan Plymouth Breakwater.



Si bungsu dari sembilan bersaudara, John Rennie dilahirkan di sebuah perkebunan bernama ‘Phantasie’ di daerah yang saat ini dikenal dengan East Lothian, Skotlandia. Ayahnya meninggal dunia saat John masih berusia lima tahun, meninggalkan putra sulungnya, George, sebagai kepala keluarga dan menjalankan perkebunan. John menempuh pendidikannya hanya di sekolah lokal, tapi ia mempelajari keterampilan teknik awalnya saat masih remaja ketika ia bekerja dengan seorang millwright dan penemu mesin perontok, Andrew Meikle (1719-1811), yang rumahnya dekat. Di usia 14 tahun, ia melanjutkan ke sekolah tinggi di Dunbar, East Lothian, dimana prestasi belajarnya sangat bagus dalam sains dan matematika sehingga kemudian ia diminta untuk menjadi anggota staf pengajar.

Namun, Rennie lebih memilih sebuah karir yang lebih praktikal, dan meminta bantuan Meikle dalam mempelajari keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk menjadi seorang millwright, yang ia lakukan pada tahun 1779. Namun demikian, ia tidak mengabaikan studi akademisnya, dimana saat ia membangun usahanya, ia juga menemukan waktu untuk belajar di Edinburgh University. Di sana, ia memperoleh pemahaman dasar yang seksama dalam ilmu kimia, fisika dan teknik teoritis yang melengkapi kegiatan magangnya bersama Meikle.
KETIKA DUA PEMIKIR BESAR BERTEMU
Setelah menamatkan kuliahnya di Edinburgh pada tahun 1783, Rennie memutuskan untuk mengambil cuti liburan di Inggris, dimana ia mengunjungi tempat-tempat di area terindustrialisasi untuk menyaksikan sendiri bagaimana teknik rekayasa modern bekerja dalam penerapannya. Bersamaan dengan mesin-mesin yang membuat ia terpukau, ia juga menyaksikan perkembangan jaringan kanal di sentral Inggris, dan mulai tumbuh minat akan jembatan dan terowongan air. Dalam perjalanan inilah ia diperkenalkan dengan seorang penemu dan insinyur mesin berkebangsaan Skotlandia, James Watt, yang kemudian menjadi sebuah pertemuan yang merubah hidup.


Mereka berdua menjadi akrab dan Karena kagum akan pengetahuan Rennie muda dan kemampuannya sebagai seorang millwright, Watt mengundang Rennie untuk bekerja dengannya dalam pemasangan dan pengembangan mesin-mesin uapnya. Tidak lama berselang, Rennie dipercaya memegang cabang London dari usaha teknik milik Watt dan Boulton, dengan tugas khusus menyediakan mesin-mesin untuk Albion Mills. Jabatan ini adalah sebuah komisi yang membanggakan karena pabrik tepung yang baru dirancang dengan seluruh teknologi terbaru. Rennie berkembang dengan tantangan ini dan merancang ulang beberapa mesin yang menciptakan hubungan tidak nyaman dengan perancang asli dari mesin-mesin ini, Samuel Wyatt, dengan mengganti struktur tembaga dengan besi.

Albion Mills membangun reputasi Rennie menjadi seorang millwright yang mumpuni. Ia segera ditugaskan untuk menyediakan mesin bukan hanya untuk Albion Mills saja, melainkan juga untuk industri-industri lainnya, termasuk pabrik penggulungan untuk Royal Mint, dan bahkan mendapatkan pesanan dari daratan Eropa. Selama 1780an, ia meraih reputasi dalam keaslian dan inovasi, dengan terus-menerus menyarankan peningkatan-peningkatan terhadap mesin dan solusi-solusi baru terhadap permasalahan teknik, dan mengembangkan jangkauannya meliputi dredging dan usaha konstruksi. Hal inilah yang membawanya ke bab selanjutnya dalam karirnya, ketika ia diminta untuk melakukan survei kanal Kennet dan Avon yang diajukan di Inggris selatan pada tahun 1790.

MENGEMBANGKAN JALUR AIR
Mulai sejak saat itu, meskipun Rennie mempertahankan sebuah ketertarikan dalam bisnis rekayasa mesinnya, ia mencurahkan mayoritas waktunya untuk proyek-proyek teknik sipil. Pekerjaan ini memukaunya dan memberikannya peluang untuk mengkombinasikan keahliannya dalam mengelola air dan kecintaannya akan jembatan, terowongan air dan terowongan. Selama 20 puluh tahun berikutnya atau lebih, ia menjadi terlibat dalam desain dan konstruksi beberapa kanal, termasuk Rochdale Canal, Lancester Canal, Aberdeen Canal, dan Royal Canal Irlandia.

Di saat yang sama ancaman invasi Inggris oleh Napoleon semakin tinggi, dan Rennie didekati untuk meningkatkan pertahanan. Selain Royal Military Canal sepanjang pesisir selatan, ia juga dipanggil untuk membantu desain Dermaga London serta Dermaga Hindia Timur dan Hindia Barat. Pemerintah juga menunjuknya untuk menangani perluasan dermaga militer angkatan laut di Woolwich, yang kemudian dilanjutkan dengan proyek yang paling ambisius dalam karirnya, sebuah breakwater raksasa untuk melindungi pelabuhan angkatan laut Plymouth. Proyek ini telah dimulai sejak tahun 1811, tapi tidak terselesaikan sampai tahun 1848, oleh perusahaan teknik milik putranya.

Namun, yang membuat Rennie paling puas adalah desain dan konstruksi jembatan, dimana ia membangun pengaruh terbesarnya. Karena telah menumbuhkan kecintaannya sejak menjadi siswa, dan karena memperoleh beberapa pengalaman dengan jembatan dan terowongan air untuk kanal yang ia bangun tahun 1790an, ia telah menjadi seorang master desain jembatan, menggabungkan elegansi dengan kekokohan.

JEMBATAN-JEMBATAN YANG HILANG
Tiga jembatan yang membentang sepanjang Sungai Thames merupakan apotheosis dari karirnya di bidang teknik, namun sayangnya tidak ada yang tersisa sampai hari ini – Jembatan Waterloo yang dianggap sebagai pencapaian terhebat, dihancurkan pada tahun 1930an; Jembatan Southwark, dengan besi penopang terpanjang di Britania, dibangun ulang dengan desain berbeda pada tahun 1921; dan Jembatan London (London Bridge), yang ia rancang sesaat sebelum ia meninggal pada tahun 1821 dan yang diselesaikan oleh putranya pada tahun 1831, secara heboh dipindahkan ke Arizona pada tahun 1968 dengan desain yang telah dipendekkan.
Jembatan Waterloo

Jembatan Southwark

Tanpa adanya sisa monumen-monumen karya-karyanya yang jenius ini, Rennie tampaknya telah menjadi seorang pahlawan teknik sipil yang terabaikan, yang tertutupi oleh kemasyhuran rival baiknya, Thomas Telford. Kontribusi Rennie terhadap kemajuan dalam teknik mesin juga sama-sama sering terlewatkan. Ia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap generasi insinyur selanjutnya, dimana banyak diantara mereka ia bimbing secara personal, terutama putra-putranya George dan John, yang melanjutkan nama keluarga dengan perusahaan rekayasa J & G Rennie.

Sumber
Engineers From The Great Pyramids to the Pioneers Of Space Travel, DK Publishing, 2012, Page 96-97.

Postingan populer dari blog ini

Jalan Berliku Terbangunnya Masyarakat Di Pulau Lombok (Bag. 4)

Guru Sang Ratu: Abdul Karim, Dari Pelayan Menjadi Orang Kepercayaan Ratu Victoria

Busung Lapar di Lumbung Beras: Sebuah Ironi Berulang di Pulau Lombok

Jalan Berliku Terbangunnya Masyarakat Di Pulau Lombok (Bag. 3)

Seni Menyidik Tanpa Kekerasan Dari Veteran PD II