Langsung ke konten utama

Jalan Berliku Terbangunnya Masyarakat Di Pulau Lombok (Bag. 1)

Tidak ada catatan yang jelas sejak kapan Pulau Lombok dihuni oleh manusia. Selain itu bukti-bukti peradaban zaman purba di Pulau Lombok sangat minim. Namun pada abad ke 14, terdapat bukti bahwa Lombok telah memiliki hubungan dengan Jawa.

Zaman Majapahit
Dalam kitab Decawarnana atau Nagarakertagama yang ditulis pada tahun 1365 M oleh Mpu Prapanca diceritakan secara singkat tentang Lombok Mirah dan Sasak Adi. Dalam pupuh ke 14 tertulis sebagai berikut:
“Muwah tang I Gurunsanusa ri Lombok Mirah lawantikang Sasak Adi nikalu kebayian kabeh Muwah tanah I Bantayan Pramuka Bantayan len Luwuk teken Udamakatrayadhi nikayang sanusa pupul.”
Kerajaan Selaparang, yang terletak di Lombok Timur, kemungkinan adalah salah satu kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Masyarakat yang ada di daerah Bayan dan Sembalun, yang terletak di utara Lombok, percaya bahwa mereka adalah keturunan orang Majapahit. Sebagian masyarakat Sasak dan para tetua percaya bahwa Gadjah Mada meninggal di Selaparang, dimana makamnya di daerah tersebut masih ramai dikunjungi para peziarah. Benar atau tidaknya masih menjadi perdebatan, namun hal ini merupakan salah satu bukti bahwa ekspedisi Gadjah Mada yang ingin menyatukan Nusantara mencakup juga Pulau Lombok.
Penganut Bodha di Lombok tahun 1911
Minimnya informasi mengenai Lombok pada zaman tersebut mempersulit untuk mengetahui bagaimana bentuk kegiatan masyarakat Lombok saat itu. Namun ada yang berpendapat bahwa masyarakat Lombok asli pada saat itu menganut kepercayaan yang dinamakan Bodha. Ada dua pendapat menganai apa itu Bodha. Ada sebagian ahli yang berpendapat bahwa Bodha adalah sebuah kepercayaan animisme murni yang masih percaya terhadap roh-roh nenek moyang. Salah satu buktinya adalah ungkapan masyarakat Sasak “Nenek” yang berarti “Tuhan”. Para tetua juga sering mengekspresikan perasaan emosional dengan kata-kata “Nenek kaji” yang berarti “Oh Tuhanku”. Ada juga beberapa ahli mengatakan bahwa Bodha tersebut adalah salah satu aliran dari sembilan aliran hindu yang berkembang pertama kali di Bali, yakni Pasupata, Bhairawa, Siwa Shidanta, Waisnawa, Bodha, Brahma, Resi, Sora and Ganapatya.

Bagian ke 2..

Refrensi Teks: E. Marrison, Geoffrey, Sasak and Javanesse Literature of Lombok, Leiden: KITLV Press, 1999
Sumber Gambar: Tropenmuseum

Postingan populer dari blog ini

Busung Lapar di Lumbung Beras: Sebuah Ironi Berulang di Pulau Lombok

Guru Sang Ratu: Abdul Karim, Dari Pelayan Menjadi Orang Kepercayaan Ratu Victoria

Jalan Berliku Terbangunnya Masyarakat Di Pulau Lombok (Bag. 4)

Jalan Berliku Terbangunnya Masyarakat Di Pulau Lombok (Bag. 3)

Seni Menyidik Tanpa Kekerasan Dari Veteran PD II