Langsung ke konten utama

Wanita-wanita Cantik Yang Memilih Jalan Revolusi dan Ada Apa Dengan Tanggal Lahir Mereka?

Dua orang perempuan berparas cantik ini lebih memilih untuk angkat senjata. Bahkan mereka juga tidak segan-segan untuk menumpahkan darah demi menegakan revolusi yang mereka cita-citakan. Namun yang lebih bikin penasaran adalah tanggal lahir mereka. Kenapa?


Fusako Shinegobu
Ia adalah pendiri salah satu faksi Tentara Merah Jepang atau Japanese Red Army (JRA) yang beraliran marxis komunis. Faksi tersebut ia dirikan pada Februari 1972 di Lebanon dan dikenal juga dengan Arab JRA. Kenapa di Arab ya? Karena salah satu tujuan utamanya adalah berjuang untuk kemerdekaan Palestina.
Parasnya yang sangat cantik namun berbahaya membuatnya dijuluki Mata Hari Asia. Mata Hari adalah nama mata-mata Belanda yang menyamar sebagai penari gurun pasir saat Perang Dunia I.
Ia adalah termasuk orang yang paling dicari-cari oleh Mossad karena aksinya memimpin aksi serangan bersenjata oleh Tentara Merah Jepang terhadap Bandara Lod di Tel Aviv yang menewaskan 26 korban jiwa pada bulan Mei 1972.
Shigenobu lahir pada 28 September 1945 dan dibesarkan dalam kondisi yang sangat memperihatinkan dalam era pasca Perang Dunia II bersama dua orang saudara laki-lakinya. Ia sempat bekerja sebagai seorang karyawati di sebuah pabrik kecap bernama Kikkoman sebelum akhirnya berhasil menjadi mahasiswi di Universitas Meiji pada tahun 1960. Di sanalah ia bertemu dengan gagasa-gagasan marxisme. Saat itu Jepang sedang dilanda gelombang demonstrasi disertai kekerasan yang memprotes hubungan Jepang dengan Amerika Serikat. Hal itu dimanfaatkan oleh JRA untuk merekrut anggota dari kalangan mahasiswa.
Shigenobu memilih untuk berjuang di Arab karena merasa bahwa Arab lebih memerlzkan pejuang-pejuang seperti mereka daripada Jepang. JRA juga bekerjasama dengan PLFP dalam memperjuangkan Palestina.
JRA masih terus melakukan perjuangan dalam bentuk teror sampai dibubarkan pada bulan April 2001. Beberapa aksi yang pernah dilancarkan oleh anggota JRA diantaranya adalah:
- Pembajakan pesawat Japan Airlines yang menuju ke Belanda pada tahun 1973.
- Penyerangan dan penawanan terhadap fasilitas Shell Oil di Singapura pada tahun 1974.
- Penyaderaan di Kedutaan Perancis di Den Hague pada tahun 1974.
- Penyaderaan di beberapa kedutaan asing di Kuala Lumpur pada tahun 1975.
- Pembajakan pesawat Japan Airlines yang menuju ke India pada tahun 1977.
- Terakhir adalah mengeboman di sebuah fasilitas sosial militer Amerika Serikat di Italia pada tahun 1988.
Shigenobu berhasil ditahan setelah berhasil lolos bertahun-tahun lamanya pada tahun 2000. Ia ditangkap saat sedang berada di Osaka. Ia divonis bersalah atas berbagai aksinya dan dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun. Kini Mei Shigenobu, putrinya, berjuang untuk kebebasannya karena ibunya mengidap kanker usus selama berada di penjara. Anda dapat menonton wawancara dengan Mei Shigenobu dalam sebuah film dokumenter yang berjudul 'Children of the Revolution'.
Shinegobu berfose dengan sebuab bazooka.
Shinegomu saat masih bersekolah dan foto bersama saudara-saudaranya.
Cantik kan?
<
Berfose dengan senapan AK-47.
Fusako Shinegomu dan putrinya Mei Shinegomu saat masih kecil.
Mei Shinegomu dalam film dokumenter 'Children of the Revolution'.

Trailer film Children of the Revolution
Ulrike Meinhof
Meinhof adalah seorang jurnalis perempuan yang merubah haluannya menjadi milisi komunis dan bergabung dalam kelompok tentara merah atau Red Army. Ia bekerja sama dengan seorang teroris yang bernama Andreas Baader. Bersama beberapa rekannya yang lain, kelompok mereka dinamakan Baader Meinhof Group. Kelompok ini terbentuk pada tahun 1970. Pada bulan Juni di tahun yang sama, mereka berangkat ke Palestina untuk belajar cara mempergunakan senjata. Sekembalinya dari Timur Tengah, mereka melancarkan berbagai serangan bom, perampokan dan teror mematikan selama periode 1970 sampai dengan 1972 di Jerman Barat. Alasan mereka melakukan aksi-aksi tersebut adalah sebagai protes atas kerjasama Jerman Barat dengan negara-negara penindas seperti Amerika Serikat yang menindas rakyat Vietnam dan Iran yang menindas rakyatnya sendiri.

Karir Meinhof dalam dunia jurnalisme sebenarnya sedang menanjak saat ia bergabung dengan Andreas Baader. Ia merupakan editor kepala di sebuah media cetak bernama Konkrit dan juga sebagai dosen di Freie Universitat Berlin.
Meinhof lahir pada tahun 7 Oktober 1934 di Oldenburg dan pada tahun 1946 keluarga mereka melarikan diri dari daerah okupasi Soviet yang kemudian menjadi negara Jerman Timur. Ia aktif berorganisasi dan menyerukan kritiknya sejak ia berkuliah di Marburg dan kemudian pindah ke Munster. Pada tahun 1961 ia menikah dengan seorang editor di tempat ia bekerja yang bernama Klaus Rainer Rohl dan dikaruniai dua orang putri kembar bernama Bettina dan Regina satu tahun setelah pernikahan mereka.
Sepak terjang Meinhof berakhir pada bulan Juni 1972 ketika ia dan rekan-rekannya ditangkap dan dipenjarakan di Cologne-Ossendorf dalam kondisi yang tidak manusiawi. Ia sempat melakukan beberapa kali protes terhadap kondisi penjara yang mereka huni. Akhirnya pada bulan tanggal 9 Mei 1976 ia ditemukan meninggal dengan cara gantung diri di jendela selnya.
Kisah perjalanan Baader dan Meinhof ini sempat dijadikan sebuah film yang menyabet penghargaan Oscar pada tahun 2009. Kisah Meinhof ini juga menjadi salah satu bagian dalam film dokumenter 'Children of the Revolution'.
Ulrike Meinhof ketika masih kanak-kanak.
Meinhof ketika masih remaja. 
Meinhof saat bekerja di 'Konkret'.  
Meinhof tampak anggun dengan balutan baju kerjanya.
Saat ia berada dalam tahanan.
Trailer film The Baader Meinhof Complex.

Fakta Unik Tentang Mereka.
Baik Meinhof maupun Shinegobu sama-sama menganut paham Marxis-Komunis dan uniknya ulang tahun mereka berdekatan dengan tanggal kejadian-kejadian penting di dunia yang berkaitan dengan Komunisme. Sebagai contoh, 1 Oktober adalah tanggal kemenangan Partai Komunis China dalam perang saudara dengan Tentara Nasionalis China. Lalu gerakan Revolusi Rusia yang menandakan berdirinya negara komunis pertama di dunia juga terjadi di bulan Oktober, sehingga gerakan tersebut dikenal dengan nama Revolusi Oktober atau Red October. Di Indonesia sendiri ada pemberentokan yang dinamakan Gerakan 30 September atau Gestapo yang konon katanya didalangi oleh Partai Komunis Indonesia. Hmm... 

Reference:
  1. https://www.japantimes.co.jp/news/2017/06/08/national/imprisoned-japanese-red-army-founder-shigenobu-holds-hope-revolution/
  2. https://www.hdg.de/lemo/biografie/ulrike-meinhof.html  
  3. https://www.hdg.de/lemo/kapitel/geteiltes-deutschland-krisenmanagement/linksterrorismus-rote-armee-fraktion/angriff-auf-den-rechtsstaat.html>

Postingan populer dari blog ini

Busung Lapar di Lumbung Beras: Sebuah Ironi Berulang di Pulau Lombok

Guru Sang Ratu: Abdul Karim, Dari Pelayan Menjadi Orang Kepercayaan Ratu Victoria

Jalan Berliku Terbangunnya Masyarakat Di Pulau Lombok (Bag. 4)

Jalan Berliku Terbangunnya Masyarakat Di Pulau Lombok (Bag. 3)

Seni Menyidik Tanpa Kekerasan Dari Veteran PD II