Langsung ke konten utama

Raja yang Rela Turun Tahta Demi Seorang Janda

Sebelum Ratu Elizabeth II memegang kekuasaan, Britania Raya dipimpin oleh ayahnya, Raja George VI. Sebelum ayahnya menjadi raja, paman Ratu Elizabeth II lah, Edward VIII, yang sempat menyandang mahkota. Namun sayang ia rela turun tahta setelah berkuasa selama kurang dari 12 bulan karena ingin menikahi seorang janda asal Amerika, Wallis Simpson.

Pangeran Edward saat Ayahnya, Raja George V, naik tahta.

Pada tanggal 20 Januari 1936 Raja George V yang berkuasa atas Britania Raya selama 26 tahun meninggal dunia. Ia meninggalkan seorang istri, Ratu Mary, dan lima orang putra dan seorang putri. Pangeran Edward adalah putra tertua, Pangeran Albert adalah putra kedua, Mary sang putri, Pangeran Henry adalah putra ketiga, Pangeran George adalah putra keempat dan yang paling bungsu adalah Pangeran John.
Putra dan putri Raja George V saat masih belia.
Sesuai dengan aturan monarki Britania Raya, Pangeran tertua berhak untuk menjadi penerus sang ayah untuk menjadi Raja. Oleh karena itu segera setelah kematian ayahnya, Pangeran Edward diangkat menjadi Raja dengan nama Raja Edward VIII.
Raja George V.
Pangeran Edward.
Acara pengangkatan Pangeran Edward sebagai Raja Edward VIII.
Nah, Sebelum menjadi raja, Edward sebelumnya berkenalan dengan seorang wanita biasa, namun sosialita, asal Amerika Serikat yang bernama Wallis Simpson. Mereka berkenalan pada tahun 1931, dan diduga sejak saat itu mulai menjalin hubungan diam-diam. Padahal Wallis Simpson saat itu sedang berstatus sebagai istri orang lain, yakni Ernest Simpson, yang dinikahinya pada tahun 1928. Ernest Simpson sendiri adalah suami kedua Wallis setelah menikah dengan seorang angkatan laut Amerika Serikat bernama Win Spencer.

Wallis Simpson.
Cinta Edward terhadap Wallis sangat besar, sehingga setelah bertahta beberapa bulan, Raja Edward VIII berniat untuk melamar Wallis yang saat itu sedang mengurus perceraiannya dengan Ernest. Sayang sekali Gereja Anglikan melarang seseorang untuk menikah lagi apabila ketika bercerai pasangannya masih hidup. Mengetahui aturan ini tidak mengurangi niat Raja Edward VIII untuk mempersunting Wallis. Ia mencoba mengumpulkan dukungan dari berbagai pihak untuk melanjutkan niatnya. Meskipun demikian, yang ia hadapi malahan adalah penolakan dari berbagai arah. Selain karena aturan, gaya hidup dan latar belakang calon ratu yang diusulkan oleh Raja Edward VIII dianggap dapat mencoreng kehormatan Kerajaan Britania Raya.
Raja George VI, yang menggantikan kakanya Raja Edward VIII. Ia adalah ayah dari Ratu Elizabeth II yang masih memimpin Britania Raya saat ini (2017).
Setelah didesak oleh berbagai pihak, termasuk para Perdana Menteri Inggris dan negara-negara besar dibawah Britania Raya seperti Kanada, Afrika Selatan, Australia dan Irlinda, akhirnya pada 10 Desember 1936 di Fort Belveder, Raja Edward VIII lebih memilih cintanya terhadap Wallis dan menandatangani surat pengunduran dirinya dan menyerahkan tahtanya kepada adiknya, Pangeran Albert. Esok harinya, Pangeran Albert dinobatkan sebagai Raja Britania Raya yang baru atas nama Raja George VI. Nama Albert tidak digunakan karena dianggap terlalu Jerman, dimana saat itu hubungan Jerman dan Inggris mulai menegang kembali lantaran invasi Jerman ke negara-negara tetangganya seperti Polandia.
Cerita cinta mereka bak film India saja, dimana cinta bisa menaklukan segalanya.
Raja Edward VIII dan Wallis Simpson.
Sejarah Yang Berbeda Bila Edward Berkuasa
Yang menarik dari sejarah turun tahtanya Raja Edward VIII adalah setelah mengetahui bahwa Edward dan Wallis ternyata mendukung ideologi yang didengungkan oleh Adolf Hitler.
Setelah turun tahta, Edward dan Wallis kemudian diangkat menjadi Duke dan Duchess Windsor. Di saat yang sama, pemerintah Inggris sedang gencar-gencarnya mengkritisi manuver politik dan militer yang dilakukan Nazi di bawah Adolf Hitler. Nah, berbeda dengan pandangan pemerintah Inggris saat itu, Edward dan Wallis justru bersimpati dengan ideologi nasionalisme fasisme Hitler. Mereka bahkan melakukan kunjungan ke Jerman dan bertemu langsung dengan Adolf Hitler pada tahun 1937. Inggris dan Jerman akhirnya terlibat perang langsung dua tahun kemudian pada tahun 1939. Lalu pada tahun 1940, mereka berdua diasingkan dengan ditunjuk sebagai Gubernur Bahama.


Apabila Raja Edward VIII tetap berkuasa saat itu, tentu saja jalan cerita sejarah akan berbeda. Inggris kemungkinan besar akan menjadi negara fasis seperti Jerman di bawah Adolf Hitler, Italia di bawah Mussolini, Spanyol di bawah Franco dan Jepang. Sebenarnya Raja Edward VIII punya alasan kuat untuk mendukung Nazi saat itu, yakni memerangi musuh bersama, Uni Soviet. Uni Soviet adalah sebuah negara yang terbentuk setelah revolusi komunis di Rusia yang menumbangkan Tsar Nicholas II dari tahta. Tsar Nicholas II adalah sepupu langsung dari ayah Raja Edward VIII, yakni Raja George V. Tsar Nicholas II dibunuh dan seluruh keluarganya dibantai setelah revolusi Bolshevik di Rusia. 
Raja George V dan sepupunya yang sangat mirip Tsar Nicholas II, Kaisar Rusia.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Edward dan Wallis pindah ke Paris dan menghibiskan sisa hidupnya dalam dunia gemerlap dan sosialita sampai akhirnya Edward meninggal pada tahun 1972 dan Wallis pada tahun 1986.

Postingan populer dari blog ini

Busung Lapar di Lumbung Beras: Sebuah Ironi Berulang di Pulau Lombok

Guru Sang Ratu: Abdul Karim, Dari Pelayan Menjadi Orang Kepercayaan Ratu Victoria

Jalan Berliku Terbangunnya Masyarakat Di Pulau Lombok (Bag. 4)

Jalan Berliku Terbangunnya Masyarakat Di Pulau Lombok (Bag. 3)

Seni Menyidik Tanpa Kekerasan Dari Veteran PD II