Pada Perang Dunia II, Jepang menjadikan Lombok sebagai salah satu front terdepan dalam melawan Sekutu, dalam hal ini adalah Australia. Mereka menempatkan artileri di Lombok bagian selatan seperti di Selong Belanak.
Laporan inteljen mengenai serangan udarah Sekutu di Lombok.
Dengan menyerahnya pemerintah kolonial Hindia Belanda kepada tentara Jepang pada 8 Maret 1942, maka secara otomatis semua wilayah Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, termasuk juga Lombok. Jepang menempatkan para serdadu mereka disertai dengan artileri di daerah selatan dan juga di sekitar Selat Lombok.
Berdasarkan sebuah arsip yang dirilis oleh intelejen Australia dalam National Archives of Australia, Australia melancarkan sebuah operasi klandestin yang diberi nama Operation Starfish. Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa Jepang menempatkan antara 50 sampai 200 serdadunya masing-masing di Pandanan, Gerung, Pelangan, and Blongas. Gerung, Pelangan dan Blongas berhadapan langsung dengan Australia, sedangan Pandanan berhadapan dengan Selat Lombok yang merupakan jalur transportasi dunia yang sangat penting.